UNTUK PAPUA
KATA-KATA DIBUNGKAM HINGGA DIBUNUHI
Untuk Kau Bangsa Papua
Dengan jalan inilah buat mereka tangguh dan tingkah
Pemenjarahan, mutilasi, penembakan, perampokan adalah isyarat kuasa sang tiran.
Dengan jalan inilah buat mereka ngotot dan patok
Memperadaban, memikat, meregulasi dan menguasai
Dengan jalan inilah negara klonial semakin mabuk darah, dan di banjiri bangkai manusia
Tentang kata-kata, kau bungkam hingga dibunuhi
Lewat serdadu bayonet tentara dari bangsa kolonial
menjaga drakula Imprealisme
Menjadi helder jenderal berpangkat
Di kirim laskar komando loreng
Kata-kata berakhir di ujung peluru bedil tentara
Lalu kenikmatan mengalir ke pusat kekuasaan penindas di ibukota.
Melawan meski harus kau bakar
Melawan meski harus kau tangkap
Melawan meski semua manusia kau habiskan
Melawan meski kami telanjang di persimpangan hutan
Mati dalam rumah-rahasia, hukum hutan yang dibaluti impian kebebasan jiwa-ragawi, leluhur nenek moyang, tulang-belulang kemerdekaan yang panjang di rumah kedaulatannya.
Mengibarkan panji-panji kebahagiaan,
Yang sungguh indah, namun di aniaya berpuluh tahun lamanya.
Kata-kata kau bungkam, kau rampas, dan kau bunuhi
Lewat Hukum klonial
Lewat Hakim klonial
Lewat UU klonial
Lewat tentara klonial
Kini:
Bungkam kata-kata bersemai, tumbuh, mengakar
lewat tembok raksasa PERLAWANAN yang takzim
Tumbuh kembang beranak-pinak, menjadi bara keberanian
Menyala, menusuk jantung kekuasaan yang lama sekali,
Membahana di penjuru langit cendrawasi,
Lautan samudera raya dibanjiri darah ke pelabuhan harapan kebahagiaan, hingga suatu kelak nanti, sejarah terulang dengan gagah berani, seperti kotak-pandora sejarah; Bangsa Papua keluar untuk MERDEKA. Bravo!!
Kini:
Tentang bungkam kata-kata dan dibunuhi
Tak lagi bisa kau gembok
Tak lagi bisa kau penjarakan
Tak bisa lagi kau tenggelamkan
Bila suara tak lagi berisyarat, maka tangan dapat menulis
Jika tangan tak dapat menulis, maka kaki bisa beranjak
Jika semua telah kau mutilasi, musnahkan, kau kuburi,
Maka dengan sendirinya akan tertampik menyinari senja kala cakrawala, nafas timbuh berbaris menyerang. Berontak!!
Kini:
Bungkam kata-kata adalah jawaban
tentang kita harus bersatu
Tentang kita harus melawan
Tentang kita harus merdeka
Menusuk tulang jahat kepada lawan
Menjaga nama baik bangsa berkawan
Merawat cinta--kasih-suku--berbudi
Mengekar bahasa yang satu
Kebebasan, keseteraan, kemerdekaan, kemakmuran, kesejahteraan, keadilan ras Melanesia.
Dan kini, bila semua telah berakhir.
Maka berkah kemulyaan dirasai
Ketika tirani akan tumbang
Maka bungkam kata-kata dan dibunuhi tak lagi terjadi
Bila semua pengalaman ketidakmanusiawi menjadi pelajaran sejarah, mengubah menjadi manusiawi.
Jalannya, REVOLUSI-MERDEKA!
[Victor Zapata | 17 Oktober 2016]
Komentar
Posting Komentar